Selamat menyambut Ramadhan, wujud keimanan
Salah satu ciri dari iman adalah kesediaan umat Islam untuk menyambut Ramadhan. Bagaikan menyambut tamu agung yang dinanti-nantikannya, maka ia mempersiapkan segala sesuatunya dan tentunya hati menjadi sangat senang bahwa tamu Ramadhan akan datang. Tentu saja, dia akan lebih bahagia jika bertemu Ramadhan.

Jika tidak ada kegembiraan di datangnya Ramadhan, umat Islam harus khawatir tentang diri mereka sendiri. Rasanya biasa saja, tidak ada yang istimewa. Bisa jadi ia luput dari banyak hal baik. Muslim harus bersukacita karena itu adalah hadiah dari Allah.

Allah Berfirman,

ﻗُﻞْ ﺑِﻔَﻀْﻞِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻭَﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻪِ ﻓَﺒِﺬَﻟِﻚَ ﻓَﻠْﻴَﻔْﺮَﺣُﻮﺍْ ﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِّﻤَّﺎ ﻳَﺠْﻤَﻌُﻮﻥَ

“Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS. Yunus [10]: 58).

Lihat bagaimana para ulama dan orang-orang saleh merindukan dan bersukacita ketika Ramadhan tiba. Ibnu Rajab Al Hambali berkata,

“Sebagian salaf berkata, ‘Dahulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadhan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal shalih di Ramadhan yang lalu) mereka.“[1]

Mengapa Anda harus menyambut Ramadhan dengan sukacita?
Kegembiraan adalah karena banyaknya kemuliaan, berkah dan keutamaan di bulan Ramadhan. Pengorbanan itu lebih nikmat dan nikmat. Berdoalah kepada Allah

Kabar gembira tentang datangnya Ramadhan adalah sebagai berikut hadits.

Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.”[2]

Para ulama menjelaskan bahwa hadits ini menunjukkan bahwa kita harus bergembira dengan datangnya Ramadhan.

Syekh Salih Al-Fauzan menjelaskan,

“Hadits ini adalah kabar gembira bagi hamba Allah yanh shalih dengan datangnya Ramadhan. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberi kabar kepada para sahabatnya radhiallahu ‘anhum mengenai datangnya Ramadhan. Ini bukan sekedar kabar semata, tetapi maknanya adalah bergembira dengan datangnya momen yang agung.“[3]

Semoga kita senantiasa di istiqomahkan dijalan Allah SWT. Nantikan postingan terbaru kami hanya di wisatadjampang.com

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Education Template